PASURUAN•|SuaraSakera.com –
Cafe G-9, salah satu tempat hiburan malam di Ruko Gempol 9, kembali ramai dikunjungi masyarakat setelah beberapa waktu lalu sempat tutup, Sabtu, (25/5/2025).
Dengan konsep yang unik, Cafe G-9 menawarkan pengalaman karaoke yang berbeda dengan suasana yang nyaman dan pesona LC yang cantik.

Namun, Iswanto dari LSM GERAH mengungkapkan kekhawatiran tentang keberadaan Cafe G-9 yang diduga menyediakan minuman keras (Miras) meskipun tidak secara langsung.
“Aneh saat razia digelar hanya ada temuan sedikit sisa minuman keras, ini berkat kecerdasan atau razia telah bocor?” kata Iswanto.
Menurut X, pemilik Cafe G-9, tempat ini tidak menyediakan Miras secara langsung, tetapi jika ada pelanggan yang ingin memesan, mereka akan membelinya di luar.
“Terkait minuman keras, yang penting di sini tidak ada stok. Bila ada yang mau pesan Miras, kita belikan di luar,” jelas X.
Cafe G-9 buka setiap hari mulai selepas Isyak hingga pukul 01.00 WIB, namun untuk malam Minggu diberikan tambahan waktu hingga pukul 04.00 WIB oleh pihak desa karena ada operasi gabungan. Dengan harga yang kompetitif dan fasilitas lengkap, Cafe G-9 menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat yang mencari tempat hiburan malam yang menyenangkan.
Menurut pengunjung Cafe yang enggan di plublikasikan mengatakan, “Kalau malam Minggu biasa antre untuk buka room karena banyaknya pengunjung, kalau soal minuman ada kita tinggal pesan ke pemilik Cafe nanti dibelikan di mana saya tidak tahu.”
Namun, publik perlu waspada tentang keberadaan tempat-tempat hiburan malam yang diduga menyediakan minuman keras dengan modus yang berbeda-beda.
Berdasarkan nota yang diperoleh dari pengunjung, harga yang dikenakan di Cafe G-9 adalah sebagai berikut,
Room 1 jam, Rp150.000, Minuman Jenis Bir, Rp55.000, Mansion Rp150.000, Greensand Rp10.000, 2 Es teh Rp20.000, 2 Aqua: Rp20.000, 1 Kopi: Rp 8.000, 1 Es Nutrisari: Rp10.000, 1 Es teh: Rp10.000, Rokok: Rp45.000, total Rp478.000
Maraknya cafe LC dan melayani Miras berkedok warkop perlu diwaspadai. Razia yang digelar harus lebih transparan untuk mencegah praktik ilegal.
(Team)